Kendari, FTIK – Ikut Berperan dalam memperbaiki kualitas pembelajaran matematika di sekolah, Prodi Tadris Matematika FTIK IAIN Kendari menggelar webinar nasional dengan tema “Pembelajaran Matematika di Masa Pandemi Covid-19” menyongsong assesmen kompetensi minimum , Selasa (10/11).

Webinar yang digelar Program Studi Tadris Matematika ini diikuti oleh para Dosen di Bidang Pendidikan/Tadris Matematika, guru-guru matematika, dan mahasiswa calon guru matematika. Rully Charitas Indra Prahmana Saragih (Dosen Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan) dan Dr. Kadir, S.Pd., M.Si (Universitas Halu Oleo Kendari) keduanya merupakan narasumber kegiatan ini.

Rully Charitas menjelaskan bahwa pembelajaran matematika tidak sesulit yang dipikirkan siswa bahwa matematika itu adalah pelajaran yang sulit, ternyata matematika mudah dipahami jika menggunakan strategi pembelajaran dengan tepat. Rully membawakan judul “Redefining dan Reconstructing Pembelajaran Matematika di Masa Pandemi Covid-19”., Menurutnya diperlukan redefinisi dan rekonstruksi atas pembelajaran matematika agat guru lebih mudah memilih strategi yang tepat. Pada kesempatan tersebut beliau mengajak peserta webinar yang merupakan tenaga pendidik matematika untuk mulai mendefinisikan dan merekonstruksi ulang model pembelajaran matematika.

Ia pun memperkenalkan dua pendekatan pembelajaran yakni Realistic Mathematics Education (RME) dan Ethnomathematics. RME merupakan pendekatan pembelajaran matematika yang bertitik tolak pada hal-hal yang real dan dekat dengan siswa. Sedangkan Ethnomathematics adalah pendekatan pembelajaran dengan memanfaatkan media budaya yang ada di sekitar siswa.

Mengutip pendapat dari dua pakar matematika Hans Freudenthal dan Ubiratan D’Ambrosio sudah saatnya pendekatan pembelajaran matematika diubah menjadi lebih kontekstual sesuai dengan realita yang berada di sekitar siswa serta berbasis kearifan budaya.

Sementara itu Dr. Kadir M.Pd. salah seorang dosen senior matematika Universitas Haluoleo,  membawakan materi berjudul “Numerasi dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) 2021”. Beliau menjelaskan berdasarkan Surat Edaran Kemdikbud No. 1/2020 tentang Merdeka Belajar, salah satu poin penting  adalah Ujian Nasional diganti dengan AKM dan Survey Karakter. Pada dasarnya tidak demikian, AKM bukan pengganti melainkan berfungsi sebagai alat pemetaan kompetensi siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa menyerap pembelajaran serta hasilnya juga akan digunakan untuk memetakan kompetensi guru di sekolah.

AKM terdiri atas tiga bagian yaitu Literasi (siswa dinilai kemampuannya memahami bacaan, mengevaluasi, dan merefleksikannya untuk menyelesaikan masalah dalam beragam konteks), Numerasi (Kemampuan siswa dalam berpikir, menggunakan konsep dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah), serta karakter (beriman, bertakwa, kritis, mandiri, kreatif, dll).

Melalui webinar ini diharapkan para pengajar  matematika baik dosen maupun para guru dapat menambah wawasannya dalam menghadirkan model-model pembelajaran matematika yang terbaik sehingga menarik minat para mahasiswa dan pelajar untuk mencintai matematika.

Webinar Nasional ini juga menyediakan sertifikat bagi Narasumber dan Peserta yang dapat didownload dihalaman berikut: https://drive.google.com/drive/folders/1bMoIKEZ0Pp09UJ54HlgydkAb8QixLkA6?usp=sharing

(HYN).

Copyrigth FTIK IAIN Kendari@2022